Penggunaan Tanda Baca Menurut PUEBI


 

HALO SOBAT-SOBAT SEMAKERZ

Bertemu lagi dengan saya Albertus Yoram Diri

Kali ini kita akan belajar menggunakan tanda baca dalam penulisan. Adapun penulisan tanda baca telah diatur dalam buku PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Berikut ini peggunaan tanda baca menurut PUEBI




PEMAKAIAN TANDA BACA

 

 

 

A. Tanda Titik (.)

 

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

 

Misalnya:

 

Mereka duduk di sana.

Dia akan datang pada pertemuan itu.

 

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

 

Misalnya:

a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

A. Bahasa Indonesia

1. Kedudukan

2. Fungsi

B. Bahasa Daerah

1. Kedudukan

2. Fungsi

C. Bahasa Asing

1. Kedudukan

2. Fungsi

b. 1. Patokan Umum

1. 1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1. 2. 3 Grafik

2. Patokan Khusus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

36


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau hurufyang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.

 

Misalnya:

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai

1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,

a) lambang kebanggaan nasional,

b) identitas nasional, dan c) alat pemersatu bangsa;

2) bahasa negara ....

 

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi

tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

 

Misalnya:

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagian Umum

Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Ba

hasa Indonesia

Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

Gambar 1 Gedung Cakrawala

Gambar 1.1 Ruang Rapat

 

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

 

Misalnya:

 

pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)

01.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)

 

 

 

 

 

37


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 


00.20.30 jam

00.00.30 jam


(20 menit, 30 detik) (30 detik)


<![if !vml]><![endif]>

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.

 

Misalnya:

 

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indone

sia. Jakarta.

Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

 

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

 

Misalnya:

Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang. Anggaran lembagaitu mencapai Rp225. 000. 000.000,00.

 

 

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

 

Misalnya:

Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa In

donesia Pusat Bahasa halaman 1305.

Nomor rekening panitia seminar adalah

0015645678.

 

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me

rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.

 

 

 

 

 

 

38


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

 

Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebu

dayaan

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945) Gambar 3 Alat Ucap Manusia

Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasar

kan Pendidikan

 

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.

 

Misalnya:

Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki

Jalan Cikini Raya No. 73

Menteng

Jakarta 10330

 

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembi

naan Bahasa

Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun

Jakarta Timur

 

Indrawati, M.Hum. Jalan Cempaka II No. 9

Jakarta Timur

 

21 April 2013

 

Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

 

 

B. Tanda Koma (,)

 

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.

 

 

 

 

 

 

 

39


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

 

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepus

takaan.

Satu, dua, ... tiga!

 

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).

 

Misalnya:

 

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.

Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

 

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.

 

Misalnya:

 

Kalau diundang, saya akan datang.

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

 

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahu

lui anak kalimat. Misalnya:

Saya akan datang kalau diundang.

Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

 

 

 

 

 

 

40


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

 

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.

 

Misalnya:

 

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar

Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian,

anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

 

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti B, Di, atau Nak.

 

Misalnya:

 

0, begitu?

Wah, bukan main!

Hati-hati, ya, jalannya licin! Nak, kapan selesai kuliahmu? Siapa namamu, Dik?

Dia baik sekali, Bu.

 

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

 

Misalnya:

 

Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini." "Kita harus berbagi dalam hidup ini," kata nenek saya,

"karena manusia adalah makhluk sosial."

 

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

 

 

 

 

41


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.

 

Misalnya:

 

"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah. "Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya. "Wow, indahnya pantai ini!" seru wisatawan itu.

 

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

 

Misalnya:

 

Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/ 18, Kelurahan Kayu

manis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta

Surabaya, l0Mei 1960

Tokyo,Jepang

 

 

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

 

Misalnya:

 

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Intemasional. Ja

karta: Restu Agung.

 

Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid

1. Jakarta: Pusat Bahasa.

 

Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.

 

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.

 

 

 

 

 

 

 

42


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

 

Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa In

donesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.

25.

 

Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat

Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.

 

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Ka

rang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.

4.

 

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

 

Misalnya:

B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. Bambang Irawan, M.Hum. Siti Aminah, S.H., M.H.

 

Catatan:

Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

 

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

 

Misalnya:

 

12,5 m

27,3 kg

Rp500,50

Rp750,00

 

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

 

 

 

 

 

 

43


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tam

bang yang belum diolah.

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.

Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendi

ri Gerakan Nonblok.

Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.

 

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaian

nya tidak diapit tanda koma!

Siswa yang Zulus dengan nilai tinggi akan diterima di per

guruan tinggi itu tanpa melalui tes.

 

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.

 

Misalnya:

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaat

kan bahasa daerah.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. Bandingkan dengan:

Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan

bahasa daerah.

Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

 

c. Tanda Titik Koma(;)

 

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.

 

 

 

 

 

 

44


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

 

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku. Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah;

Adik membaca cerita pendek.

 

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

 

Misalnya:

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah= ( 1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1; (3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke

satuan Republik Indonesia.

 

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

 

Misalnya:

 

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.

 

Agenda rapat ini meliputi

a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang

ga, dan program kerja; dan

c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organi

sasi.

 

 

D. Tanda Titik Dua(:)

 

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng

kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

 

 

 

 

 

 

 

 

45


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

 

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:

hidup atau mati.

 

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

 

Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

 

Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi a. persiapan,

b. pengumpulan data,

c. pengolahan data, dan d. pelaporan.

 

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

 

Misalnya:

a. Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : Siti Aryani Bendahara: Aulia Arimbi

 

c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi Pemandu : Abdul Gani, M.Hum. Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.

 

4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

 

Misalnya:

Ibu : "Bawa koper ini, Nak!" Amir: "Baik, Bu."

Ibu : "Jangan lupa, letakkan baik-baik!"

 

 

 

 

 

46


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

 

Misalnya:

 

Harison, XLIII, No. 8/2008: 8

Surah Albaqarah: 2-5

Matius 2: 1-3

Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba

hasa.

 

E. Tanda Hubung (-)

 

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.

 

Misalnya:

Di samping cara lama, diterapkan juga ca

ra baru ....

Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum

put laut.

Kini ada cara yang baru untuk meng

ukur panas.

Parut jenis ini memudahkan kita me

ngukur kelapa.

 

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

 

Misalnya:

anak-anak berulang-ulang kemerah-merahan mengorek-ngorek

 

 

 

 

 

47


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

 

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

 

Misalnya:

11-11-2013 p-a-n-i-t-i-a

 

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

 

Misalnya:

ber-evolusi meng-ukur

dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)

2½s (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)

mesin hitung-tangan

 

Bandingkan dengan be-revolusi

me-ngukur

dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)

20 /, (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)

mesin-hitung tangan

 

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai

a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);

b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);

c. angka dengan -an (tahun 1950-an);

d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);

e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah

mat-Mu);

f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan

 

 

 

 

 

 

 

 

48


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru

pa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

 

Catatan:

Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.

 

Misalnya:

BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindung

an Tenaga Kerja Indonesia)

LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan .Profesi

Indonesia)

P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

 

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indo

nesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya:

di-sowan-i (bahasa Jawa, 'didatangi')

ber-pariban (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu)

 

di-back up me-recall

pen- tackle-an

 

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

 

Misalnya:

Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.

Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menja

di pembetonan.

 

F. Tanda Pisah (-)

 

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

 

 

 

 

 

49


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai

diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

Keberhasilan itu-kita sependapat-dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

 

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.

 

Misalnya:

Soekarno-Hatta-Proklamator Kemerdekaan RI-diaba

dikan menjadi nama bandar udara internasional. Rangkaian temuan ini-evolusi, teori kenisbian, dan

pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita ten

tang alam semesta.

Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia-amanat

Sumpah Pemuda-harus terns digelorakan.

 

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

 

Misalnya:

Tahun 2010-2013

Tanggal 5-10 April 2013

Jakarta-Bandung

 

G. Tanda Tanya (?)

 

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

 

Misalnya:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?

 

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

 

 

 

 

 

50


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

 

H. Tanda Seru (!)

 

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

 

Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!

Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia! Bayarlah pajak tepat pada waktunya!

Masa! Dia bersikap seperti itu? Merdeka!

 

I. Tanda Elipsis ( ... )

 

1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.

 

Misalnya:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa

bahasa negara ialah ....

 

... , lain lubuk lain ikannya.

 

Catatan:

( 1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

 

2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele

sai dalam dialog.

 

 

 

 

 

 

 

51


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

"Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?"

 

"Jadi, simpulannya ... oh, sudah saatnya istirahat."

 

Catatan:

(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik

(jumlah titik empat buah).

 

J. Tanda Petik (" ...")

 

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

 

Misalnya:

"Merdeka atau mati! seru Bung Torno dalam pidatonya.

 

"Kerjakan tugas ini sekarang!" perintah atasannya. "Be

sok akan dibahas dalam rapat."

 

Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan."

 

 

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

 

Misalnya:

Sajak "Pahlawanku terdapat pada halaman 125 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!

Film "Ainun dan Habibie" merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

52


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.

Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif' me

narik perhatian peserta seminar.

Perhatikan "Pemakaian Tanda Baca" dalam buku Pe

doman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

 

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku

rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya:

Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi. Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!

 

K. Tanda Petik Tunggal (' ... ')

 

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

 

Misalnya:

Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?" "Kudengar teriak anakku, Tbu, Bapak pulang!', dan rasa

letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

"Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya' berkuman

dang di arena olimpiade itu," kata Ketua KONI.

 

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter

jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.

 

Misalnya:


tergugat retina noken tadulako

marsiadap ari

tuah sakato


'yang digugat'

'dinding mata sebelah dalam'

'tas khas Papua'

'panglima'

'saling bantu'

'sepakat demi manfaat bersama'


<![if !vml]><![endif]>

 

 

 

53


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 


policy wisdom

money politics


'kebijakan'

'kebijaksanaan'

'politik uang'


<![if !vml]><![endif]>

L. Tanda Kurung (( ... ))

 

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang

an atau penjelasan. Misalnya:

Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).

Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda pen

duduk).

Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

 

 

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.

 

Misalnya:

Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.

 

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

 

Misalnya:

Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transja

karta.

Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

 

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

 

 

 

 

 

 

 

54


<![if !vml]><![endif]>Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

 

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

( 1) akta kelahiran,

(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

 

M. Tanda Kurung Siku ([ ... ])

 

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

 

Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai

[dengan] kaidah bahasa Indonesia.

Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indo

nesia dirayakan secara khidmat.

 

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da•

lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya:

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan

di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentang

kan di sini.

 

N. Tanda Garis Miring(/)

 

1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

 

 

 

 

 

55


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Nomor: 7 /PK/II/2013

Jalan Kramat III/ 10 tahun ajaran 2012/2013

 

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

 

Misalnya:


mahasiswa/ mahasiswi dikirimkan lewat darat/laut

 

buku dan/atau majalah harganya Rp 1. 500, 00 / lembar


'mahasiswa dan mahasiswi'

'dikirimkan lewat darat atau lewat laut'

'buku dan majalah atau

buku atau majalah'

'harganya Rpl.500,00 setiap lembar'


<![if !vml]><![endif]>

3. Tanda garis mmng dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

 

Misalnya:

 

Buku Pengantar Ling/ g/ uistik karya Verhaar dicetak be

berapa kali.

Asmara/ n/ dana merupakan salah satu ternbang maca

pat budaya Jawa.

Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

<![if !vml]><![endif]>

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')

 

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

56


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

 

 

 

 

Misalnya:

Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)

Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan) Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

5-2-'13 ('13 = 2013)

 

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Alat Musik Tradisional Rebab

Alat Musik Tifa dari Papua yang Sakral dan Erat dengan Ritual

Alat Musik Tradisional Kolintang dari Minahasa